Assalamualaikum Wr. Wb.
CONGRATULATION MOTHER’S DAY 22 DECEMBER 2012
Cinta sejati seorang “IBU” . Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang IBU yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, IBU itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang kearah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga. waktu itu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang IBU yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak sambil berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh." Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Iapun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. IBU mengingatkan," bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati IBU merasa kasihan dengannya.
Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, Orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." Kata sang ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku, ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini. Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah IBUnya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah IBU yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah... bahwa sang IBU tidak memiliki telinga. IBUmu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, dan ternyata IBUnya lah yang ber sedia mengorbankan telinganya utuk anaknya,, subhanallah ,,,,,,,
Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, Orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." Kata sang ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku, ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini. Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah IBUnya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah IBU yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah... bahwa sang IBU tidak memiliki telinga. IBUmu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, dan ternyata IBUnya lah yang ber sedia mengorbankan telinganya utuk anaknya,, subhanallah ,,,,,,,
.
sebuah kisah di atas mengingatkan kami para anak, akan cinta dan kasih sayang pengorbanan yang amat sangat besar dari seorang IBU yang tidak akan pernah bisa kami balas dengan segala ketulusan cinta, kasih sayang, pengorbanan dalam segala bentuk kebaikan apapun yang serupa. Berhubung pada hari sabtu, 22 desember 2012 adalah memperingati hari IBU nasional kami para anak – anak mu:
sebuah kisah di atas mengingatkan kami para anak, akan cinta dan kasih sayang pengorbanan yang amat sangat besar dari seorang IBU yang tidak akan pernah bisa kami balas dengan segala ketulusan cinta, kasih sayang, pengorbanan dalam segala bentuk kebaikan apapun yang serupa. Berhubung pada hari sabtu, 22 desember 2012 adalah memperingati hari IBU nasional kami para anak – anak mu:
1. Muhammad Nur Alfian Akbar
2. Muhammad Ridwan Priyanda
3. Febrina Mutiara Nabila
Yang penuh dosa ini memohon Ma’af yang sebesar – besarnya karena pada hari, minggu, bulan, tahun, dan massa ini belum sedikitpun bisa membalas kasih dan sayang yang telah engkau berikan mulai dari dalam kandungan sampai dengan pada saat ini, suatu saat kami akan membalas kebaikan mu IBU walau tidak bisa membalasnya dengan serupa/setimpa yang pernah enkau berikan kepada kami.
*SELAMAT UNTUK “IBU” KAMI BANGGA MENJADI ANAKMU “IBU*
Wassalamualaikum Wr. Wb.